Monday, 18 November 2013

Simple Trim Abaya

Tempahan secara pre order. Harga belum termasuk bayaran pos. Semenanjung RM7. Sabah Sarawak RM11.

Extra features:
1. Poket sebelah kanan 
2. Saiz boleh pilih dari xs-10xl
3. Warna boleh pilih ikut kesukaan masing2
4. Umbrella cut- bahagian bawah kembang
5. Kain jenis royal koshibo - tidak jarang, tidak panas, tidak keras.
6. Jubah tidak mengikut bentuk badan. InsyaAllah aurat terjaga.
7. Boleh request untuk labuh tangan dan labuh jubah (free).
8. Ada piping di leher, lengan dan bawah jubah. Boleh request warna piping yang dikehendaki.
10. Potongan jubah yang sangat selesa. Labuh dan menutup aurat.

Berminat boleh e-mail ke sakinaabaya@yahoo.com atau whatsapp 0194094335

Thursday, 7 November 2013

Sembang-sembang

Assalamualaikum wbt

Syukur Alhamdulillah ke hadrat Ilahi kerana kita masih diberikan peluang untuk menikmati nikmat hidup di dunia ini. Dan tidak lupa juga selawat dan salam kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad (s.a.w). Di hari Jumaat yang mulia ni, meh kita sama-sama berkongsi ilmu dengan membaca artikel di bawah ni ya.

 Sumber dari https://groups.google.com/forum/m/#!msg/sinarislam/i5cpdhveucM/FLfmWtx_UZcJ

Ciri-ciri  pakaian wanita mengikut Sunnah.

1. Pakaian itu mestilah menutup aurat.
Rasulullah saw bersabda :Telah berkata Aisyah r.a " Sesungguhnya, Asma binti Abu Bakar menemui Nabi saw dengan memakai busana yang nipis " Maka nabi berpaling daripadanya dan bersabda "Wahai Asma' , sesungguhnya apabila wanita itu telah baligh (sudah haid) tidak boleh dilihat daripadanya kecuali ini dan ini , sambil mengisyaratkan kepada muka dan tapak tangannya"
2. Pakaian itu tidak terlalu nipis sehingga tampak bayangan tubuh badan dari luar"Dua orang ahli neraka yang belum pernah saya lihat adalah : kaum yang memegang pecut bagai ekor lembu digunakan untuk memukul orang (tanpa alasan), orang perempuan yang berpakaian tetapi telanjang bagaikan merayu-rayu melenggok-lenggok membesarkan cemaranya bagaikan punuk unta yang mereng. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan dapat mencium bau syurga, sedangkan bau syurga dapat dicium dari jarak yang sangat jauh"(Riwayat Muslim)
3. Pakaian itu tidak ketat atau sempit , tetapi longgar atau selesa dipakai.Ia menutup bahagian-bahagian bentuk tubuh yang menggiurkan nafsu lelaki dan ia menutup aspek kehaiwanan dari insan itu.Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Abi Salamah bahawa Umar Bin Khattab r.a menghadiahkan kepada seseorang dengan pakaian nipis buatan Mesir Lama, kemudian berkata , "Jangan dipakaikan kepada isteri-isteri kamu!" Lalu seseorang berkata " Ya Amirul Mukminin aku telah memakainya untuk isteriku, kemudian memutarkan badannya tetapi tidak kelihatan auratnya ." selanjutnya Umar berkata, "Memanglah auratnya tidak nampak, tetapi bentuk tubuhnya nampak"
4. Warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelabu asap atau perang sehingga tiada bernafsu lelaki melihatnya( terutamanyya pakaian seperti jilbab atau abaya) . Menurut Ibnu Kathir di dalam tafsirnya pakaian wanita-wanita pada zaman Nabi saw ketika mereka keluar rumah berwarna hitam)
5. Pakaian itu tidak sekali-kali disemerbakkan dengan bau-bauan yang harum, demikian juga tubuh badan wanita itu, kerana bau-bauan ini ada pengaruhnya atas nafsu kelamin lelaki yang ajnabi. Perempuan yang memakai bau-bauan ketika keluar rumah sehingga lelaki mencium baunya disifatkan oleh Rasulullah saw sebagai zaniyah, yakni pelacur atau penzina."Wanita apabila memakai wangi-wangian , kemudian berjalan melintasi kaum lelaki maka dia itu begini dan begini iaitu pelacur "(Riwayat Abu Dawud dan Tirmizi)
6. Pakaian itu tidak bertashabbuh dengan pakaian lelaki yakni tiada meniru -niru atau menyerupai pakaian lelaki. Telah berkata Ibnu Abbas : "Rasulullah saw telah melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai lelaki"(Riwayat Bukhari)
7. Pakaian itu tiada bertashabbuh dengan pakaian perempuan-perempuan kafir dan musyrik.
8. Pakaian itu bukanlah libasu sh-shuhrah, yakni pakaian untuk bermegah-megah , untuk menunjuk-nunjuk atau bergaya.

Ada juga isu yang ditimbulkan, bolehkah jika memakai pakaian yang bercorak2 atau bermotif bunga2 ke dan sebagainya. Saya tidak arif berkenaan perkara ini tetapi saya kongsikan jawapan soalan ini yang diambil dari blog Setetes Hidayah

BENARKAH BAJU WANITA HARUS POLOS DAN TIDAK BOLEH BERCORAK BUNGA-BUNGA?

Sebagian kelompok kaum muslimin ada yang berkeyakinan bahwa baju muslimah yang beriman haruslah bermotif polos dan berwarna gelap. Kalau pun mereka tidak menganggapnya wajib, paling tidak ada anggapan bahwa busana polos dan berwana gelap itu lebih Islami, lebih tinggi derajat ke-Islam-an nya. Maka merea beranggapan wanita muslimah yang memakai baju warna warni atau kain bercorak atau bermotif menunjukkan dangkalnya keimanan dan sifat yang genit atau berusaha menarik perhatian lawan jenis.
Saya pribadi pernah mendapat pertentangan dan dikecam ketika memimpin bisnis busana muslimah kemudian mempelopori pembuatan busana muslimah dengan motif bunga kecil-kecil. Pada masa itu memang belum marak busana muslimah seperti sekarang ini, dan kalaupun ada yang mengenakan busana muslimah memang rata-rata polos tanpa motif dan berwarna gelap bahkan hitam.
Walhasil kami berbagai tudingan pun terlontar. Dari mulai tudingan tidak islami, tabaruj jahiliyah, busana seperti itu menggoda lelaki, dan lain sebagainya. Lalu apakah benar Islam melarang busana muslimah dibuat dari kain bermotif?
Maka dalam kesempatan ini kami hendak menyampaikan hadits-hadits yang menceritakan bahwa busana wanita muslimah tidaklah wajib polos dan tidak haram memakai motif bunga-bunga.
Dan berkata, kepadaku ‘Amru bin ‘Ali telah menceritakan kepada kami Abu ‘Ashim berkata, Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada kami, berkata,, telah mengabarkan kepada saya ‘Atho’ ketika Ibnu Hisyam melarang para wanita untuk thawaf bersama kaum lelaki, ia (‘Atho’) berkata : “Dan aku bersama ‘Ubaid bin ‘Umair pernah menemui ‘Aisyah r.ah. yang sedang berada disisi gunung Tsabir. Aku bertanya: “Hijabnya apa? Ia menjawab: “Ia berada di dalam tenda kecil buatan Turki. Tenda itu memiliki penutup yang tipis dan tidak ada pembatas antara kami dan beliau selain tenda itu, dan aku melihat beliau mengenakan gamis bermotif mawar“. (H.R. Bukhari No. 1513)
Hadits di atas adalah hadits shahih riwayat Bukhari. Dan dalam hadits tersebut diceritakan bahwa ummul mukminin (istri Rasulullah s.a.w.) yaitu Aisyah r.ah. mengenakan pakaian gamis bermotif bunga mawar. Dari sini kita mengetahui bahwa pakaian muslimah tidak wajib polos dan boleh bermotif bunga.
Dalam hadits lain diceritakan bahwa puteri Rasulullah s.a.w. dari hasil perkawinannya dengan Khadijah r.a.h yaitu Ummu Kultsum r.ah. pernah mengenakan kain yang bersulam.
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa dia pernah melihat Ummu Kultsum r.ah. puteri Rasulullah s.a.w. mengenakan kain yang bersulam sutera.” (H.R. Bukhari No. 5394)
Adanya sulaman ini menunjukkan bahwa kain tersebut tidak polos. Dalam hadits yang lain Rasulullah s.a.w. juga menghadiahkan dan mengenakan pakaian berrenda sutera serta berwarna hijau atau kuning kepada Ummu Khalid.
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Sa’id dari ayahnya Sa’id bin Fulan yaitu ‘Amru bin Sa’id bin Al ‘Ash dari Ummu Khalid binti Khalid bahwa Nabi s.a.w. pernah diberi kain kecil yang ada renda suteranya. Lalu beliau bertanya: “Menurut kalian siapa yang paling berhak untuk mendapat kain ini?”, orang-orang pun diam. Beliau lalu bersabda: “Datangkanlah Ummu Khalid kepadaku.” Beliau lantas memberikan kain tersebut dan memakaikannya kepadanya. Setelah itu beliau bersabda: ‘Semoga tahan lama hingga Allah menggantinya dengan yang baru (panjang umur).’ Beliau kemudian melihat corak berwarna hijau atau kuning yang ada pada kain bersulam sutera tersebut, beliau bersabda: “Wahai Ummu Khalid, ini sanah, sanah.” Sanah adalah perkataan bahasa Habasyah yang berarti bagus.” (H.R. Bukhari No. 5375)
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abdurrahim bin Sulaiman dari Yazid bin Abu Ziyad dari Abu Fakhitah telah menceritakan kepadaku Hubairah bin Yarim dari Ali, bahwa telah di hadiahkan pakaian yang terbuat dari sutera kepada Rasulullah s.a.w., yaitu yang panjang atau lebar kainnya dan bersulamkan sutera. Kemudian beliau mengirimnya kembali kepadaku, lantas kudatangi beliau seraya berkata“Wahai Rasulullah, apa yang harus kuperbuat dengannya? Apakah aku boleh mengenakannya?” beliau menjawab: “Tidak, akan tetapi buatlah kerudung untuk Fatimah.” (H.R. Ibnu Majah No.3586)
Perkataan kain bersulam dan berenda menunjukkan bahwa kain itu tidak polos saja melainkan ada jahitan atau bordiran atau sulaman sebagai hiasan. Demikian pula kalimat bahwa kain itu berwarna hijau atau kuning menunjukkan kebolehan pakaian wanita muslimah berwarna lain selain hitam.
Ada yang mengemukakan dalil haramnya wanita memakai baju berwarna dan bercorak berdasarkan hadits berikut ini :
Telah menceritakan kepada kami Al Fadllu bin Dukain Telah menceritakan kepada kami Abdus Salam bin Harb dari Hisyam dari Hafshah dari Ummu ‘Athiyah ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk berkabung lebih dari tiga hari kecuali terhadap suaminya. Maka ia tidak boleh bercelak, tidak boleh memakai pakaian yang berwarna (bercorak) kecuali pakaian yang terbuat dari bahan dedaunan.” (H.R. Bukhari No. 4924)
Maka hadits di atas sama sekali tidak menunjukkan keharaman wanita mengenakan pakaian berwarna dan bercorak. Hadits di atas menceritakan masa ihdad atau berkabung dimana selama masa berkabung itu wanita memang tidak boleh mengenakan pakaian berwarna atau bermotif, lalu memakai celak (berhias) dan memakai wewangian. Dan masa berkabung itu maksimal adalah 3 hari. Kecuali jika yang meninggal itu adalah suaminya, maka dibolehkan selama 40 hari. Adapun setelah lewat masa berkabung, wanita boleh mengenakan pakaian berwarna, mengenakan celak mata dan menggunakan wewangian.
Walaupun demikian kami tetap menghormati kelompok yang berpendapat wajibnya wanita muslimah mengenakan busana polos tanpa motif karena toh tidak ada larangan untuk mengenakan busana dari kain polos tanpa motif. Hanya saja jika hal ini mereka yakini sebagai kewajiban dan menganggap bahwa muslimah yang berbusana dengan kain bermotif adalah kurang imannya, dan mereka yang berbusana dengan kain polos itu lebih Islami, maka kami katakan keyakinan seperti ini tidak tepat. Adapun jika ada wanita yang lebih menyukai busana polos tanpa motif, maka hal itu sah saja.
Wallahua’lam
Ada banyak lagi blog yang membincangkan isu ini. Apa yang saya dapat simpulkan adalah tidak ada hadis atau ayat Al-Quran yang jelas menyatakan bahawa wanita tidak boleh memakai pakaian bermotif bunnga atau bercorak. Dari huraian di atas, apa yang penting adalah pastikan pakaian yang anda pakai menutup aurat sepenuhnya, labuh dan longgar tanpa menampakkan bentuk badan. Juga pastikan bahawa tudung yag dipakai dilabuhkan sehingga menutupi bahagian dada. Pakailah stokin kerana kaki juga adalah termasuk dalam aurat. 


Tuesday, 5 November 2013

SIMPLE ABAYA - LIGHT BLUE

Jubah warna biru ni ditempah oleh adik yang duduk di Lumut. Sweet kan warna ni. Dia nak jubah seperti sampel saya dulu. Jahit lace dan manik di bahagian tangan. Hehehhe..bajunya dah siap. Cuma tinggal nak jahit lace dan manik sahaja.


TRIPPLE TRIMM ABAYA - PELBAGAI PILIHAN WARNA



Gambar kedua- ilustrasi saya bagi membantu para muslimah untuk mix and match warna piping dengan warna jubah. Serlahkan kreativiti anda.....

Tripple Trimm Abaya


Tripple Trim Abaya

Harga RM95.00 untuk special cuff
RM89.00 untuk tangan biasa (open sleeves)

Tempahan pre order

Warna boleh pilih dan juga boleh matching dengan warna piping yang disukai.
Saiz boleh tempah dari saiz xs-10xl.

E-mail : sakinaabaya@yahoo.com